LAPORAN
PRAKTIKUM
JARINGAN
KOMPUTER
PERTEMUAN KE-12
“Dynamic
Routing”
Nama : Ekawati Novita
NIM : 11615012
Kelas : II-A
I. TUJUAN
* Agar
Mahasiswa dapat Melakukan konfigurasi Router dengan tipe Dynamic Route
* Agar
Mahasiswa mengetahui Algoritma Routing
* Agar
mahasiswa mengetahui Konsep masing-masing tipe
Algoritma Routing
II. LATAR
BELAKANG
Apabila
jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing.
Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh
protokol routing. Protokol ini didesain
untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan
kondisi jaringan. Protokol routing mengatasi situasi routing yang kompleks
secara cepat dan akurat. Protokol routng
didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute
backup bila rute utama tidak
berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh
admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat
tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan berdasarkan
pada jarak terpendek antara device pengirim dan device tujuan.
A.
ALGORITMA ROUTING
Klasifikasi
Algoritma Routing :
a.
Global
Semua
router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya
adalah algoritma link state.
b.
Desentrasilasi
•
Router mengetahui koneksi fisik atau link cost ke tetangga,
•
Terjadi pengulangan proses komputasi dan mempertukarkan,
• Informasinya ke router tetangganya, contohnya
adalah algoritma distance vector.
1.
DISTANCE VECTOR
Algoritma routing distance vector
secara periodik menyalin table
routing dari router ke router. Perubahan table routing ini di-update
antar router yang saling berhubungan saat terjadi perubahan topologi.
Setiap router menerima table routing dari router tetangga yang terhubung secara
langsung.Proses routing ini disebut juga dengan
routing Bellman-Ford atau Ford-Fulkerson. Routing vektor jarak
beroperasi dengan membiarkan setiap router menjaga tabel (sebuah vektor)
memberikan jarak yang terbaik yang dapat diketahui ke setiap tujuan dan saluran
yang dipakai menuju tujuan tersebut. Tabel-tabel ini di-update dengan cara
saling bertukar informasi dengan router tetangga.
Routing
distance vektor bertujuan untuk menentukan arah atau vektor dan jarak ke
link-link lain di suatu internetwork. Sedangkan link-state bertujuan untuk
menciptakan kembali topologi yang benar pada suatu internetwork. Misal, router Y menerima tabel informasi
estimasi dari router X, dimana terdapat Xi, yang menyatakan estimasi waktu yang
dibutuhkan oleh X untuk sampai ke router i. Bila Y mengetahui delay ke X sama dengan m milidetik, Y juga
mengetahui bahwa Y dapat mencapai router i dalam Xi + m milidetik.
Struktur
data tabel Distance Vector :
•
Setiap node (router) memilikinya,
•
Baris digunakan menunjukkan tujuan yang mungkin,
•
Kolom digunakan menunjukkan untuk setiap node tetangga secara langsung,
•
Sebagai contoh : pada router X, untuk tujuan Y melalui tetangga Z.
•
Pembentukan tabel routing dilakukan
dengan cara tiap-tiap router saling bertukar informasi routing dengan router
yang terhubung secara langsung.
•
Proses pertukaran informasi dilakukan secara periodik, misal setiap 45 detik.
Update
table routing dilakukan ketika terjadi perubahan toplogi jaringan. Sama dengan
proses discovery, proses update perubahan topologi step-by-step dari router ke router. Gambar
diatas menunjukkan algoritma distance vector memanggil ke semua router untuk
mengirim ke isi table routingnya. Table routing berisi informasi tentang total
path cost yang ditentukan oleh metric dan alamat logic dari router
pertama dalam jaringan yang ada di isi table routing, seperti skema oleh gambar
di bawah ini.
Analogi
distance vector dapat dianalogikan dengan jalan tol. Tanda yang menunjukkan
titik ke tujuan dan menunjukkan jarak ke tujuan. Dengan adanya tanda-tanda
seperti itu pengendara dapat dengan mudah mengetahui perkiraan jarak yang akan
ditempuh untuk mencapai tujuan. Dan tentunya jarak terpendek adalah rute yang
terbaik.
2.
LINK-STATE
Algoritma
link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritma shortest path
first (SPF). Algoritma ini memperbaiki informasi database dari informasi
topologi. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik
tentang distance network dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algortima
link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka
inter-koneksi. Beberapa fitur yang dimiliki
oleh routing link-state adalah:
1. Link-state advertisement (LSA) – paket kecil
dari informasi routing yang dikirim
antar router.
2. Topological database – kumpulan informasi
yang dari LSA-LSA.
3. SPF algorithm – hasil perhitungan pada database
sebagai hasil dari pohon SPF.
4. Routing table – adalah daftar rute dan
interface.
Gambar Algoritma Routing Link State, adalah sebagai berikut :
Gambar Algoritma Routing Link State, adalah sebagai berikut :
3. KONSEP
LINK STATE
Dasar
algoritma routing yang lain adalah algoritma link state. Algoritma link state
biasa disebut sebagai algoritma Dijkstra atau algoritma Shortest Path First
(SPF).
•
Setiap router mempunyai peta jar,
•
Router menentukan rute ke setiap tujuan di jar berdasarkan peta jar tersebut,
•
Petajaringan disimpan router dalam bentuk database sebagai hasil dari
pertukaran info link-state antara router-router bertetangga di jar tersebut,
•
Setiap record dalam database menunjukkan status sebuah jalur dijar (link-tate),
•
Menerapkan algoritma Dijkstra,
•
Topologi jaringan dan link cost diketahui oleh semua node router,
•
Dilakukan dengan cara mem-broadcast informasi link state,
•
Semua node memiliki informasi yang sama,
•
Menghitung cost terkecil dari satu node ke node lainnya,
•
Memberikan tabel rute untuk router tersebut setelah iterasi sebanyak n,
diketahui link cost terkecil untuk n
tujuan.
B.
PROTOKOL ROUTING
Routing
protocol berbeda dengan routed protocol.
Routing protocol adalah komunikasi antara router-router. Routing protocol
mengijinkan router-router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi
antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki
table routingnya. Seperti pada gambar di bawah ini.
Protokol
routing dinamik yang banyak digunakan dalam
internetworking TCP/IP adalah RIP
(Routing Information Protocol) yang menggunakan algoritma routing distance vector dan OSPF (Open
Shortest Path First) yang menggunakan.
algoritma
link-state. Pada layer TCP/IP, router dapat menggunakan protokol routing untuk membentuk routing melalui suatu
algoritma yang meliputi:
1.
RIP -- menggunakan protokol routing interior dengan algoritma distance
vector,
2. IGRP -- menggunakan protokol routing interior
dengan algoritma Cisco distance vector,
3.
OSPF -- menggunakan protokol routing interior dengan algoritma link state,
4.
EIGRP -- menggunakan protokol routing interior dengan algoritma advanced Cisco distance vector.
Routing
Information Protocol (RIP)
Routed
protocol digunakan untuk user
traffic secara langsung. Routed
protocol menyediakan informasi yang cukup dalam layer address jaringannya untuk melewatkan paket yang akan diteruskan
dari satu host ke host yang lain berdasarkan alamatnya. RIP merupakan salah
satu protokol routing distance vector
yang digunakan oleh ribuan jaringan di dunia. Hal ini dikarenakan RIP
berdasarkan open standard dan mudah diimplementasikan. Tetapi
RIP membutuhkan konsumsi daya yang
tinggi dan memerlukan fitur router routing protokol. Dasar RIP diterangkan dalam RFC 1058, dengan
karakteristik sebagai berikut:
•
Routing protokol distance vector,
• Metric berdasarkan pada jumlah lompatan (hop
count) untuk pemilihan jalur,
•
Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang,
•
Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.
1.
RIP Versi 1
•
Dokumen → RFC1058,
•
RIP → routing vektor-jarak yang dimodifikasi dengan triggered update dan split horizon dengan poisonous reverse untuk
meningkatkan kinerjanya,
•
RIP → diperlukan supaya host dan router
dapat bertukar informasi untuk menghitung rute dalam jaringan TCP/IP,
•
Informasi yang dipertukarkan RIP berupa :
a.
Host
b.
Network
c.
Subnet
d. Rutedefault
2.
RIP Versi 2
• Enhancement dari RIP versi1 ditambah
dengan beberapa kemampuan baru,
•
Algoritma routing sama dengan RIP versi1,
•
Bedanya terletak pada format dengan tambahan informasi yang dikirim,
•
Kemampuan baru :
a. Tag →untuk rute eksternal,
b. Subnet mask,
c. Alamat hop berikutnya,
d. Autentikasi.
3. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
IGRP
merupakan distance vector IGP. Routing distance vector mengukur jarak secara matematik. Pengukuran ini
dikenal dengan nama distance vector.
Router yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua
atau sebagian table routing dalam
pesan routing update dengan interval
waktu yang regular ke semua router
tetangganya. Isi dari informasi routing adalah:
•
Identifikasi tujuan baru,
Langkah 1 : konfigurasi rute statis di R1
Langkah 1: Ubah alamat IP pada interface seperti yang ditunjukkan pada Diagram Topologi dan Tabel Addressing. Kadang-kadang ketika mengubah alamat IP pada interface serial, Anda mungkin harus mengatur ulang antarmuka bahwa dengan menggunakan perintah shutdown, menunggu untuk pesan LINK-5-CHANGED, dan kemudian menggunakan perintah shutdown tidak. Proses ini akan memaksa IOS untuk mulai menggunakan alamat IP yang baru. Ketik sintaks sebagai berikut :
Langkah 1 : konfigurasi rute statis di R1
Langkah 1: Hapus jaringan 192.168.4.0 dari konfigurasi RIP untuk R2.
•
Mempelajari apabila terjadi kegagalan.
IGRP
adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP mengirimkan update routing setiap interval 90
detik. Update ini advertise semua
jaringan dalam AS. Kunci desain jaringan IGRP adalah:
•
Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek,
•
Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda,
•
Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.
Secara
default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric. Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat
dikonfigurasi menggunakan kombinasi
semua varibel atau yang disebut dengan composite metric. Variabel-variabel
itu misalnya:
• Bandwidth
• Delay
• Load
• Reliability
IGRP
yang merupakan contoh routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector yang lain. Tidak
seperti RIP, IGRP merupakan routing
protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga sangat mudah
diimplementasikan, meskipun IGRP
merupakan routing potokol yang lebih
komplek dari RIP dan banyak
faktor yang dapat digunakan untuk mencapai jalur terbaik dengan karakteristik
sebagai berikut:
a. Protokol Routing Distance Vector,
b.
Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan
reliability,
c.
Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.
4.
OSPF (Open Shortest Path First)
OSPF
merupakan interior routing protocol yang kepanjangan dari Open Shortest Path
First. OSPF didesain oleh IETF ( Internet Engineering Task Force ) yang pada
mulanya dikembangkan dari algoritma SPF
( Shortest Path First ). Hampir sama dengan IGRP yaitu pada tahun 80-an.
Pada awalnya RIP adalah routing protokol yang umum dipakai, namun ternyata untuk AS yang besar,
RIP sudah tidak memadai lagi. OSPF diturunkan dari beberapa periset seperti
Bolt, Beranek, Newmans. Protokol ini bersifat open yang berarti dapat diadopsi oleh
siapa pun. OSPF dipublikasikan pada RFC nomor 1247. OSPF menggunakan protokol
routing link-state, dengan karakteristik
sebagai berikut:
a. Protokol routing link-state.
b.
Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328.
b.
Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah.
c.
Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan.
d.
OSPF adalah linkstate protokol dimana dapat memelihara rute dalam dinamik
network struktur dan dapat dibangun beberapa bagian dari subnetwork.
e.
OSPF lebih effisien daripada RIP.
f.
Antara RIP dan OSPF menggunakan di dalam Autonomous System ( AS ).
g.
Menggunakan protokol broadcast.
5.
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
EIGRP
menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan karakteristik sebagai berikut:
a.
Menggunakan protokol routing enhanced distance vector.
b.
Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.
c.
Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state.
d.
Menggunakan Diffusing Update Algorithm
(DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.
III. ALAT DAN BAHAN
1. 1 unit PC
2. Aplikasi packet tracer 5.3.2
IV. LANGKAH
PERCOBAAN
Skenario
A
Tugas 1: Siapkan Jaringan.
Langkah 1: Kabel jaringan yang mirip dengan yang ada di Diagram Topologi.
Catatan: Jika anda menggunakan 1700, 2500, atau 2600 router, output router dan deskripsi antarmuka akan muncul berbeda.
Langkah 2 : Hapus semua konfigurasi yang ada pada routers.
Langkah 1: Kabel jaringan yang mirip dengan yang ada di Diagram Topologi.
Catatan: Jika anda menggunakan 1700, 2500, atau 2600 router, output router dan deskripsi antarmuka akan muncul berbeda.
Langkah 2 : Hapus semua konfigurasi yang ada pada routers.
Langkah 3 : Masukkan komponen-komponen yang sesuai gambar berikut :
Langkah 4 : Sesuaikan konfigurasi dengan tabel berikut :
Tugas
2: Konfigurasi antarmuka Ethernet dari PC1, PC2, PC3 dan.
Mengkonfigurasi interface Ethernet dari PC1, PC2, PC3 dan dengan alamat IP dan gateway default dari tabel di bawah Diagram Topologi.
Mengkonfigurasi interface Ethernet dari PC1, PC2, PC3 dan dengan alamat IP dan gateway default dari tabel di bawah Diagram Topologi.
Tugas 3: Lakukan konfigurasi dasar dari R1, R2, R3 dan router
Langkah
1 : Konfigurasi dirouter 1 (R1)
Router>enable
Router#configure
terminal
Enter
configuration commands, one per line.
End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname
R1
R1(config)#enable
secret class
R1(config)#no ip
domain-lookup
R1(config)#line
console 0
R1(config-line)#password
cisco
R1(config-line)#login
R1(config-line)#line
vty 0 4
R1(config-line)#password
cisco
R1(config-line)#login
R1(config-line)#end
%SYS-5-CONFIG_I:
Configured from console by console
R1#copy
running-config startup-config
Destination
filename [startup-config]?
Building
configuration...
[OK]
Lankah
2 : Konfigurasi dirouter 2 (R2)
Router>enable
Router#configure
terminal
Enter
configuration commands, one per line.
End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname
R2
R2(config)#enable
secret class
R2(config)#no ip
domain-lookup
R2(config)#line
console 0
R2(config-line)#password
cisco
R2(config-line)#login
R2(config-line)#line
vty 0 4
R2(config-line)#password
cisco
R2(config-line)#login
R2(config-line)#end
%SYS-5-CONFIG_I:
Configured from console by console
R2#copy
running-config startup-config
Destination
filename [startup-config]?
Building
configuration...
[OK]
Lankah
3 : Konfigurasi dirouter 3 (R3)
Router>enable
Router#configure
terminal
Enter
configuration commands, one per line.
End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname
R3
R3(config)#enable
secret class
R3(config)#no ip
domain-lookup
R3(config)#line
console 0
R3(config-line)#password
cisco
R3(config-line)#login
R3(config-line)#line
vty 0 4
R3(config-line)#password
cisco
R3(config-line)#login
R3(config-line)#end
%SYS-5-CONFIG_I:
Configured from console by console
R3#copy
running-config startup-config
Destination
filename [startup-config]?
Building
configuration...
[OK]
Tugas
4 : Masukkan antarmuka modus konfigurasi untuk antarmuka
LAN R1,
R2 dan R3.
Langkah
1 : Konfigurasi R1
R1 # configure terminal.
R1 #interface FastEthernet0/0
R1 # configure terminal.
R1 #interface FastEthernet0/0
R1
#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
R1
# no shutdown
Langkah
2 : Konfigurasi R2
R2 # configure terminal.
R2 #interface FastEthernet0/0
R2 # configure terminal.
R2 #interface FastEthernet0/0
R2
#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
R2
# no shutdown
Langkah
3 : Konfigurasi R3
R3 # configure terminal.
R3 #interface FastEthernet0/0
R3 # configure terminal.
R3 #interface FastEthernet0/0
R3
#ip address 192.168.5.1 255.255.255.0
R3
# no shutdown
Tugas : 5 Untuk
mengkonfigurasi rute statik dengan alamat
"Next-Hop".
Langkah 1 : konfigurasi rute statis di R1
R1
# configure terminal
R1
# interface Serial0/0/0
R1
# ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
R1
# clock rate 64000
R1
# no shutdown
Langkah
2 : konfigurasi rute satis di R2
R2
# configure terminal
R2
# interface Serial0/0/0
R2
# ip address 192.168.2.2 255.255.255.0
R2
# clock rate 64000
R2
# no shutdown
R2
# configure terminal
R2
# interface Serial0/0/1
R2
# ip address 192.168.4.2 255.255.255.0
R2
# clock rate 64000
R2
# no shutdown
Langkah
3 : konfigurasi rute satis di R3
R3
# configure terminal
R3
# interface Serial0/0/1
R3
# ip address 192.168.4.2 255.255.255.0
R3
# clock rate 64000
R3
# no shutdown
Tugas
6 : Konfigurasi RIP
Langkah
1 : Konfigurasi RIP di R1
R1(config)#router
rip
R1(config-router)#network
192.168.1.0
R1(config-router)#network
192.168.2.0
R1(config-router)#end
%SYS-5-CONFIG_I:
Configured from console by console
R1#copy
run start
Langkah
2 : Konfigurasi RIP di R2
R2(config)#router
rip
R2(config-router)#network
192.168.2.0
R2(config-router)#network
192.168.3.0
R2(config-router)#network
192.168.4.0
R2(config-router)#end
%SYS-5-CONFIG_I:
Configured from console by console
R2#copy
run start
Langkah
3 : Konfigurasi RIP di R3
R3(config)#router
rip
R3(config-router)#network
192.168.4.0
R3(config-router)#network
192.168.5.0
R3(config-router)#end
%SYS-5-CONFIG_I:
Configured from console by console
R3#
copy run start
Tugas 7 : Verifikasi RIP Routing.
Langkah
1 : Verifikasi RIP di R1
R1#show
ip route
Akan muncul tampilan senagai berikut :
Langkah
2 : Verifikasi RIP di R2
R2#show
ip route
Akan muncul tampilan senagai berikut :
Langkah
3 : Verifikasi RIP di R3
R3#show
ip route
Akan muncul tampilan senagai berikut :
Skenario
B
Tugas 1: Membuat Perubahan antara Skenario A dan Skenario B
Langkah 1: Ubah alamat IP pada interface seperti yang ditunjukkan pada Diagram Topologi dan Tabel Addressing. Kadang-kadang ketika mengubah alamat IP pada interface serial, Anda mungkin harus mengatur ulang antarmuka bahwa dengan menggunakan perintah shutdown, menunggu untuk pesan LINK-5-CHANGED, dan kemudian menggunakan perintah shutdown tidak. Proses ini akan memaksa IOS untuk mulai menggunakan alamat IP yang baru. Ketik sintaks sebagai berikut :
R1(config)#int s0/0/0
R1(config-if)#ip add 172.30.2.1 255.255.255.0
R1(config-if)#shutdown
Langkag 2 : Masukkan komponen-komponen yang sesuai gambar berikut :
Langkah 4 : Sesuaikan konfigurasi dengan tabel berikut :
Tugas
2: Hapus
konfigurasi RIP dari setiap router.
R1(config)#no router rip
R2(config)#no router rip
R3(config)#no router rip
Tugas
3 : Masukkan antarmuka
modus konfigurasi untuk antarmuka LAN R1, R2 dan R3.
Langkah
1 : Konfigurasi R1
R1 # configure terminal. R1 #interface FastEthernet0/0
R1 # configure terminal. R1 #interface FastEthernet0/0
R1
#ip address 172.30.1.1 255.255.255.0
R1
# no shutdown
Langkah
2 : Konfigurasi R2
R2 # configure terminal.
R2 #interface FastEthernet0/0
R2 # configure terminal.
R2 #interface FastEthernet0/0
R2
#ip address 172.30.3.1 255.255.255.0
R2
# no shutdown
Langkah
3 : Konfigurasi R3
R3 # configure terminal.
R3 #interface FastEthernet0/0
R3 # configure terminal.
R3 #interface FastEthernet0/0
R3
#ip address 192.168.5.1 255.255.255.0
R3
# no shutdown
Tugas 4 : Untuk mengkonfigurasi rute statik dengan alamat "Next-Hop".
Langkah 1 : konfigurasi rute statis di R1
R1
# configure terminal
R1
# interface Serial0/0/0
R1
# ip address 172.30.2.1 255.255.255.0
R1
# clock rate 64000
R1
# no shutdown
Langkah
2 : konfigurasi rute satis di R2
R2
# configure terminal
R2
# interface Serial0/0/0
R2
# ip address 172.30.2.2 255.255.255.0
R2
# clock rate 64000
R2
# no shutdown
R2
# configure terminal
R2
# interface Serial0/0/1
R2
# ip address 192.168.4.9 255.255.255.252
R2
# clock rate 64000
R2
# no shutdown
Langkah
3 : konfigurasi rute satis di R3
R3
# configure terminal
R3
# interface Serial0/0/1
R3
# ip address 192.168.4.10 255.255.255.252
R3
# clock rate 64000
R3
# no shutdown
Tugas
5: Konfigurasi RIP
Langkah
1 : Konfigurasi RIP di R1
R1(config)#router
rip
R1(config-router)#network
172.30.0.0
R1(config-router)#passive-interface
fastethernet 0/0
R1(config-router)#end
%SYS-5-CONFIG_I:
Configured from console by console
R1#copy
run start
Langkah
2 : Konfigurasi RIP di R2
R2(config)#router
rip
R2(config-router)#network
172.30.0.0
R2(config-router)#network
192.168.4.0
R2(config-router)#passive-interface
fastethernet 0/0
R2(config-router)#end
%SYS-5-CONFIG_I:
Configured from console by console
R2#copy
run start
Langkah
3 : Konfigurasi RIP di R3
R3(config)#router
rip
R3(config-router)#network
192.168.4.0
R3(config-router)#network
192.168.5.0
R3(config-router)#passive-interface
fastethernet 0/0
R3(config-router)#end
%SYS-5-CONFIG_I:
Configured from console by console
R3#
copy run start
Tugas 6: Verifikasi RIP Routing.
Langkah
1 : Verifikasi RIP di R1
R1#show
ip route
Akan muncul tampilan sebagai berikut :
Langkah
2 : Verifikasi RIP di R2
R2#show
ip route
Akan muncul tampilan sebagai berikut :
Langkah
3 : Verifikasi RIP di R3
R3#show
ip route
Akan muncul tampilan sebagai berikut :
Skenario
C
Tugas 1: Membuat Perubahan antara Skenario B dan Skenario C.
Langkah 1: Hapus jaringan 192.168.4.0 dari konfigurasi RIP untuk R2.
R2(config)#router
rip
R2(config-router)#no
network 192.168.4.0
Langkah 2: Benar-benar menghapus RIP routing dari R3.
R3(config)#no
router rip
langkah 3 : Masukkan komponen-komponen yang sesuai gambar berikut :
Tugas 2: Konfigurasi Rute Statik pada R3 untuk jaringan 172.30.0.0/16.
R3(config)#ip
route 172.30.0.0 255.255.252.0 serial0/0/1
Langkah 1: Konfigurasi R2 untuk mengirimkan lalu
lintas default untuk R3.
R2(config)#
ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 serial 0/0/1
Langkah 2: Konfigurasi R2 untuk mengirim informasi default route statis ke R1.
R2(config)#router
rip
R2(config-router)#default-information
originate
Tugas 3: Verifikasi RIP Routing.
Langkah
1 : Verifikasi RIP di R1
R1#show
ip route
Akan muncul tampilan sebagai berikut :
Langkah
2 : Verifikasi RIP di R2
R2#show
ip route
Akan muncul tampilan sebagai berikut :
Langkah
3 : Verifikasi RIP di R3
R3#show
ip route
Akan muncul tampilan sebagai berikut :
V. HASIL
Hasil Dari percobaan diatas adalah sebagai berikut :
A. Untuk skenario A
ping dari PC1 ke PC3
B. skenario B
ping dari PC1 ke PC3
A. Untuk skenario A
ping dari PC1 ke PC3
B. skenario B
ping dari PC1 ke PC3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar