Pages

Kamis, 24 Mei 2012


LAPORAN PRAKTIKUM
JARINGAN KOMPUTER
PERTEMUAN KE-12
 
Dynamic Routing  
Nama : Ekawati Novita
NIM : 11615012
 Kelas : II-A



I. TUJUAN 
* Agar Mahasiswa dapat Melakukan konfigurasi Router dengan tipe Dynamic Route
* Agar Mahasiswa mengetahui Algoritma Routing
* Agar mahasiswa mengetahui Konsep masing-masing tipe  Algoritma Routing

II. LATAR BELAKANG
          Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang  sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah  dynamic routing dibangun  berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol ini didesain  untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan  akurat. Protokol routng didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute  backup  bila rute utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang  terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan berdasarkan pada jarak terpendek antara device pengirim dan device tujuan.

A. ALGORITMA ROUTING
Klasifikasi Algoritma Routing : 
a. Global 
          Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi,  link cost. Contohnya adalah algoritma link state.
b. Desentrasilasi 
• Router mengetahui koneksi fisik atau link cost ke tetangga,
• Terjadi pengulangan proses komputasi dan mempertukarkan,
•  Informasinya ke router tetangganya, contohnya adalah algoritma distance vector.

1. DISTANCE VECTOR
          Algoritma  routing distance  vector  secara periodik menyalin  table routing dari router ke router. Perubahan table routing ini  di-update  antar router yang saling berhubungan saat terjadi perubahan topologi. Setiap router menerima table routing dari router tetangga yang terhubung secara langsung.Proses routing ini disebut juga dengan  routing Bellman-Ford atau Ford-Fulkerson. Routing vektor jarak beroperasi dengan membiarkan setiap router menjaga tabel (sebuah vektor) memberikan jarak yang terbaik yang dapat diketahui ke setiap tujuan dan saluran yang dipakai menuju tujuan tersebut. Tabel-tabel ini di-update dengan cara saling bertukar informasi dengan router tetangga.
          Routing distance vektor bertujuan untuk menentukan arah atau vektor dan jarak ke link-link lain di suatu internetwork. Sedangkan link-state bertujuan untuk menciptakan kembali topologi yang benar pada suatu internetwork.   Misal, router Y menerima tabel informasi estimasi dari router X, dimana terdapat Xi, yang menyatakan estimasi waktu yang dibutuhkan oleh X untuk sampai ke router i. Bila Y mengetahui delay  ke X sama dengan m milidetik, Y juga mengetahui bahwa Y dapat mencapai router i dalam Xi + m milidetik.

Struktur data tabel Distance Vector :
• Setiap node (router) memilikinya,
• Baris digunakan menunjukkan tujuan yang mungkin,
• Kolom digunakan menunjukkan untuk setiap node tetangga secara langsung,
• Sebagai contoh : pada router X, untuk tujuan Y melalui tetangga Z.
• Pembentukan tabel  routing dilakukan dengan cara tiap-tiap router saling bertukar informasi routing dengan router yang terhubung secara langsung.
• Proses pertukaran informasi dilakukan secara periodik, misal setiap 45 detik.
Gambar Algoritma Routing Destance Vektor, adalah sebagai berikut :
          Update table routing dilakukan ketika terjadi perubahan toplogi jaringan. Sama dengan proses discovery, proses update perubahan topologi  step-by-step dari router ke router. Gambar diatas menunjukkan algoritma distance vector memanggil ke semua router untuk mengirim ke isi table routingnya. Table routing berisi informasi tentang  total  path cost yang ditentukan oleh metric dan alamat logic dari router pertama dalam jaringan yang ada di isi table routing, seperti skema oleh gambar di bawah ini. 
          Analogi distance vector dapat dianalogikan dengan jalan tol. Tanda yang menunjukkan titik ke tujuan dan menunjukkan jarak ke tujuan. Dengan adanya tanda-tanda seperti itu pengendara dapat dengan mudah mengetahui perkiraan jarak yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan. Dan tentunya jarak terpendek adalah rute yang terbaik.

2. LINK-STATE 
          Algoritma link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritma shortest path first (SPF). Algoritma ini memperbaiki informasi database dari informasi topologi. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang distance network dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka inter-koneksi.  Beberapa fitur yang dimiliki oleh routing link-state adalah: 
1.  Link-state advertisement (LSA) – paket kecil dari informasi routing yang  dikirim antar router. 
2.  Topological database – kumpulan informasi yang dari LSA-LSA. 
3.  SPF algorithm – hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari pohon SPF.
4.  Routing table – adalah daftar rute dan interface.  
Gambar Algoritma Routing Link State, adalah sebagai berikut :

3. KONSEP LINK STATE 
          Dasar algoritma routing yang lain adalah algoritma link state. Algoritma link state biasa disebut sebagai algoritma Dijkstra atau algoritma Shortest Path First (SPF). 
• Setiap router mempunyai peta jar,
• Router menentukan rute ke setiap tujuan di jar berdasarkan peta jar tersebut,   
• Petajaringan disimpan router dalam bentuk database sebagai hasil dari pertukaran info link-state antara router-router bertetangga di jar tersebut,
• Setiap record dalam database menunjukkan status sebuah jalur dijar (link-tate),
• Menerapkan algoritma Dijkstra,
• Topologi jaringan dan link cost diketahui oleh semua node router,
• Dilakukan dengan cara mem-broadcast informasi link state,
• Semua node memiliki informasi yang sama,
• Menghitung cost terkecil dari satu node ke node lainnya,
• Memberikan tabel rute untuk router tersebut setelah iterasi sebanyak n, diketahui  link cost terkecil untuk n tujuan.

B. PROTOKOL ROUTING
          Routing protocol berbeda dengan  routed protocol. Routing protocol adalah komunikasi antara router-router. Routing protocol mengijinkan router-router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki table routingnya. Seperti pada gambar di bawah ini.
          Protokol routing dinamik yang banyak digunakan dalam  internetworking  TCP/IP adalah RIP (Routing Information Protocol) yang menggunakan algoritma  routing distance vector dan OSPF (Open Shortest Path First) yang menggunakan.
          algoritma link-state. Pada layer TCP/IP, router dapat menggunakan protokol  routing untuk membentuk routing melalui suatu algoritma yang meliputi:
1. RIP -- menggunakan protokol routing interior dengan algoritma distance vector, 
2.  IGRP -- menggunakan protokol routing interior dengan algoritma Cisco distance vector, 
3. OSPF -- menggunakan protokol routing interior dengan algoritma link state, 
4. EIGRP -- menggunakan protokol routing interior dengan algoritma  advanced Cisco  distance vector. 
Routing Information Protocol (RIP) 
          Routed protocol digunakan untuk  user traffic  secara langsung.  Routed  protocol menyediakan informasi yang cukup dalam  layer address jaringannya  untuk melewatkan paket yang akan diteruskan dari satu host ke host yang lain berdasarkan alamatnya. RIP merupakan salah satu protokol routing distance  vector yang digunakan oleh ribuan jaringan di dunia. Hal ini dikarenakan RIP berdasarkan  open  standard dan mudah diimplementasikan. Tetapi RIP membutuhkan  konsumsi daya yang tinggi dan memerlukan fitur router routing protokol.  Dasar RIP diterangkan dalam RFC 1058, dengan karakteristik sebagai berikut: 
• Routing protokol distance vector, 
•  Metric berdasarkan pada jumlah lompatan (hop count) untuk pemilihan jalur, 
• Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang, 
• Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.  

1. RIP Versi 1
• Dokumen → RFC1058,
• RIP → routing vektor-jarak yang dimodifikasi dengan  triggered update dan  split horizon dengan poisonous reverse untuk meningkatkan kinerjanya,
• RIP  → diperlukan supaya host dan router dapat bertukar informasi untuk  menghitung rute dalam jaringan TCP/IP,
• Informasi yang dipertukarkan RIP berupa :
a. Host
b. Network
c. Subnet
d.  Rutedefault

2. RIP Versi 2
•  Enhancement dari RIP versi1 ditambah dengan  beberapa kemampuan baru,
• Algoritma routing sama dengan RIP versi1,
• Bedanya terletak pada format dengan tambahan informasi yang dikirim,
• Kemampuan baru :
a.  Tag →untuk rute eksternal,
b.  Subnet mask,
c.  Alamat hop berikutnya,
d.  Autentikasi.

3.  IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
          IGRP merupakan  distance vector  IGP. Routing distance vector mengukur  jarak secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector.  Router yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau  sebagian table routing dalam pesan  routing update dengan interval waktu yang  regular ke semua router tetangganya. Isi dari informasi routing adalah: 
• Identifikasi tujuan baru,  

• Mempelajari apabila terjadi kegagalan. 
          IGRP adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP  mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua  jaringan dalam AS. Kunci desain jaringan IGRP adalah:
• Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek, 
• Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda, 
• Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar. 

          Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric.  Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi  semua varibel atau yang disebut dengan composite metric. Variabel-variabel itu misalnya: 
•  Bandwidth 
•  Delay 
•  Load 
•  Reliability   

          IGRP yang merupakan contoh routing protokol yang menggunakan  algoritma distance vector yang lain. Tidak seperti RIP, IGRP merupakan routing  protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga sangat mudah diimplementasikan,  meskipun IGRP merupakan routing potokol yang lebih  komplek dari RIP dan  banyak faktor yang dapat digunakan untuk mencapai jalur terbaik dengan karakteristik sebagai berikut: 
a.  Protokol Routing Distance Vector, 
b. Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability, 
c. Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik. 

4. OSPF (Open Shortest Path First)
          OSPF merupakan interior routing protocol yang kepanjangan dari Open Shortest Path First. OSPF didesain oleh IETF ( Internet Engineering Task Force ) yang pada mulanya dikembangkan dari algoritma SPF  ( Shortest Path First ). Hampir sama dengan IGRP yaitu pada tahun 80-an. Pada awalnya RIP adalah routing protokol yang umum  dipakai, namun ternyata untuk AS yang besar, RIP sudah tidak memadai lagi. OSPF diturunkan dari beberapa periset seperti Bolt, Beranek, Newmans. Protokol ini bersifat open yang berarti dapat diadopsi oleh siapa pun. OSPF dipublikasikan pada RFC nomor 1247. OSPF menggunakan protokol routing link-state, dengan  karakteristik sebagai berikut: 
a.  Protokol routing link-state. 
b. Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328. 
b. Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah. 
c. Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi  jaringan.
d. OSPF adalah linkstate protokol dimana dapat memelihara rute dalam dinamik network struktur dan dapat dibangun beberapa bagian dari subnetwork.
e. OSPF lebih effisien daripada RIP.
f. Antara RIP dan OSPF menggunakan di dalam Autonomous System ( AS ).
g. Menggunakan protokol broadcast. 
5. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan  karakteristik sebagai berikut: 
a. Menggunakan protokol routing enhanced distance vector. 
b. Menggunakan cost load balancing yang tidak sama. 
c. Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state. 
d. Menggunakan  Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur  terpendek.

III. ALAT DAN BAHAN
1. 1 unit PC
2. Aplikasi packet tracer 5.3.2

IV. LANGKAH PERCOBAAN

Skenario A

Tugas 1: Siapkan Jaringan.
Langkah 1: Kabel jaringan yang mirip dengan yang ada di Diagram Topologi.
Catatan: Jika anda menggunakan 1700, 2500, atau 2600 router, output router dan deskripsi antarmuka
akan muncul berbeda.
Langkah 2 : Hapus semua konfigurasi yang ada pada routers.
Langkah 3 : Masukkan komponen-komponen yang  sesuai gambar berikut :

 Langkah 4 : Sesuaikan konfigurasi dengan tabel berikut :

Tugas  2: Konfigurasi antarmuka Ethernet dari PC1, PC2, PC3 dan.
Mengkonfigurasi interface Ethernet dari PC1, PC2, PC3 dan dengan alamat IP dan gateway default dari tabel di bawah Diagram Topologi.

Tugas  3: Lakukan konfigurasi dasar dari R1, R2, R3 dan router
Langkah 1 : Konfigurasi dirouter 1 (R1)
Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname R1
R1(config)#enable secret class
R1(config)#no ip domain-lookup 
R1(config)#line console 0
R1(config-line)#password cisco
R1(config-line)#login
R1(config-line)#line vty 0 4
R1(config-line)#password cisco
R1(config-line)#login
R1(config-line)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
R1#copy running-config startup-config 
Destination filename [startup-config]? 
Building configuration...
[OK]

Lankah 2 : Konfigurasi dirouter  2 (R2)
Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname R2
R2(config)#enable secret class
R2(config)#no ip domain-lookup 
R2(config)#line console 0
R2(config-line)#password cisco
R2(config-line)#login
R2(config-line)#line vty 0 4
R2(config-line)#password cisco
R2(config-line)#login
R2(config-line)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
R2#copy running-config startup-config 
Destination filename [startup-config]? 
Building configuration...
[OK]

Lankah 3 : Konfigurasi dirouter  3 (R3)
Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname R3
R3(config)#enable secret class
R3(config)#no ip domain-lookup 
R3(config)#line console 0
R3(config-line)#password cisco
R3(config-line)#login
R3(config-line)#line vty 0 4
R3(config-line)#password cisco
R3(config-line)#login
R3(config-line)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
R3#copy running-config startup-config 
Destination filename [startup-config]? 
Building configuration...
[OK]

Tugas 4 : Masukkan antarmuka modus konfigurasi untuk antarmuka LAN R1, R2 dan R3.

    Langkah 1 : Konfigurasi R1
    
R1 # configure terminal.
 
R1 #interface FastEthernet0/0 
  R1 #ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
  R1 # no shutdown

    Langkah 2 : Konfigurasi R2
     R
2 # configure terminal.
 
R2 #interface FastEthernet0/0
  R2 #ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
  R2 # no shutdown

    Langkah 3 : Konfigurasi R3
     R
3 # configure terminal.
  R3 #interface FastEthernet0/0
  R3 #ip address 192.168.5.1 255.255.255.0
  R3 # no shutdown

Tugas : 5 Untuk mengkonfigurasi rute statik dengan alamat "Next-Hop".

Langkah 1 : konfigurasi  rute statis di R1
R1 # configure terminal
R1 # interface Serial0/0/0
R1 # ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
R1 # clock rate 64000
R1 # no shutdown

Langkah 2 : konfigurasi rute satis di R2
R2 # configure terminal
R2 # interface Serial0/0/0
R2 # ip address 192.168.2.2 255.255.255.0
R2 # clock rate 64000
R2 # no shutdown

R2 # configure terminal
R2 # interface Serial0/0/1
R2 # ip address 192.168.4.2 255.255.255.0
R2 # clock rate 64000
R2 # no shutdown

Langkah 3 : konfigurasi rute satis di R3
R3 # configure terminal
R3 # interface Serial0/0/1
R3 # ip address 192.168.4.2 255.255.255.0
R3 # clock rate 64000
R3 # no shutdown

Tugas 6 : Konfigurasi RIP

Langkah 1 : Konfigurasi RIP di R1
R1(config)#router rip
R1(config-router)#network 192.168.1.0
R1(config-router)#network 192.168.2.0
R1(config-router)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
R1#copy run start

Langkah 2 : Konfigurasi RIP di R2
R2(config)#router rip
R2(config-router)#network 192.168.2.0
R2(config-router)#network 192.168.3.0
R2(config-router)#network 192.168.4.0
R2(config-router)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
R2#copy run start

Langkah 3 : Konfigurasi RIP di R3
R3(config)#router rip
R3(config-router)#network 192.168.4.0
R3(config-router)#network 192.168.5.0
R3(config-router)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
R3# copy run start

Tugas 7 : Verifikasi RIP Routing.
Langkah 1 : Verifikasi RIP di R1
R1#show ip route
Akan muncul tampilan senagai berikut :

Langkah 2 : Verifikasi RIP di R2
R2#show ip route
Akan muncul tampilan senagai berikut :

Langkah 3 : Verifikasi RIP di R3
R3#show ip route
Akan muncul tampilan senagai berikut :

Skenario B

Tugas 1: Membuat Perubahan antara Skenario A dan Skenario B

Langkah 1: Ubah alamat IP pada interface seperti yang ditunjukkan pada Diagram Topologi dan Tabel Addressing. Kadang-kadang ketika mengubah alamat IP pada interface serial, Anda mungkin harus mengatur ulang antarmuka bahwa dengan menggunakan perintah shutdown, menunggu untuk pesan LINK-5-CHANGED, dan kemudian menggunakan perintah shutdown tidak. Proses ini akan memaksa IOS untuk mulai menggunakan alamat IP yang baru. Ketik sintaks sebagai berikut :

R1(config)#int s0/0/0
R1(config-if)#ip add 172.30.2.1 255.255.255.0
R1(config-if)#shutdown 

Langkag 2 :  Masukkan komponen-komponen yang  sesuai gambar berikut :

 Langkah 4 : Sesuaikan konfigurasi dengan tabel berikut :
 
Tugas  2: Hapus konfigurasi RIP dari setiap router.

R1(config)#no router rip
R2(config)#no router rip
R3(config)#no router rip

Tugas 3 : Masukkan antarmuka modus konfigurasi untuk antarmuka LAN R1, R2 dan R3.

Langkah 1 : Konfigurasi R1
R1 # configure terminal.
R1 #interface FastEthernet0/0
R1 #ip address 172.30.1.1 255.255.255.0
R1 # no shutdown

Langkah 2 : Konfigurasi R2
R
2 # configure terminal.
R2 #interface FastEthernet0/0
R2 #ip address 172.30.3.1 255.255.255.0
R2 # no shutdown

Langkah 3 : Konfigurasi R3
R
3 # configure terminal.
R3 #interface FastEthernet0/0
R3 #ip address 192.168.5.1 255.255.255.0
R3 # no shutdown

Tugas 4 : Untuk mengkonfigurasi rute statik dengan alamat "Next-Hop".

Langkah 1 : konfigurasi  rute statis di R1
R1 # configure terminal
R1 # interface Serial0/0/0
R1 # ip address 172.30.2.1 255.255.255.0
R1 # clock rate 64000
R1 # no shutdown

Langkah 2 : konfigurasi rute satis di R2
R2 # configure terminal
R2 # interface Serial0/0/0
R2 # ip address 172.30.2.2 255.255.255.0
R2 # clock rate 64000
R2 # no shutdown

R2 # configure terminal
R2 # interface Serial0/0/1
R2 # ip address 192.168.4.9 255.255.255.252
R2 # clock rate 64000
R2 # no shutdown

Langkah 3 : konfigurasi rute satis di R3
R3 # configure terminal
R3 # interface Serial0/0/1
R3 # ip address 192.168.4.10 255.255.255.252
R3 # clock rate 64000
R3 # no shutdown

Tugas 5: Konfigurasi RIP

Langkah 1 : Konfigurasi RIP di R1
R1(config)#router rip
R1(config-router)#network 172.30.0.0
R1(config-router)#passive-interface fastethernet 0/0
R1(config-router)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
R1#copy run start

Langkah 2 : Konfigurasi RIP di R2
R2(config)#router rip
R2(config-router)#network 172.30.0.0
R2(config-router)#network 192.168.4.0
R2(config-router)#passive-interface fastethernet 0/0
R2(config-router)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
R2#copy run start

Langkah 3 : Konfigurasi RIP di R3
R3(config)#router rip
R3(config-router)#network 192.168.4.0
R3(config-router)#network 192.168.5.0
R3(config-router)#passive-interface fastethernet 0/0  
R3(config-router)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
R3# copy run start

Tugas 6: Verifikasi RIP Routing.

Langkah 1 : Verifikasi RIP di R1
R1#show ip route
Akan muncul tampilan sebagai berikut :
Langkah 2 : Verifikasi RIP di R2
R2#show ip route
Akan muncul tampilan sebagai berikut :
 

Langkah 3 : Verifikasi RIP di R3
R3#show ip route
Akan muncul tampilan sebagai berikut :
 

Skenario C

Tugas 1: Membuat Perubahan antara Skenario B dan Skenario C.

Langkah 1: Hapus jaringan 192.168.4.0 dari konfigurasi RIP untuk R2.
R2(config)#router rip
R2(config-router)#no network 192.168.4.0

Langkah 2: Benar-benar menghapus RIP routing dari R3.
R3(config)#no router rip

langkah 3 :  Masukkan komponen-komponen yang  sesuai gambar berikut :
 
Tugas 2: Konfigurasi Rute Statik pada R3 untuk jaringan 172.30.0.0/16.
R3(config)#ip route 172.30.0.0 255.255.252.0 serial0/0/1

Langkah 1: Konfigurasi R2 untuk mengirimkan lalu lintas default untuk R3.
R2(config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 serial 0/0/1

Langkah 2: Konfigurasi R2 untuk mengirim informasi default route statis ke R1.
R2(config)#router rip 
R2(config-router)#default-information originate

Tugas 3: Verifikasi RIP Routing.
Langkah 1 : Verifikasi RIP di R1
R1#show ip route
Akan muncul tampilan sebagai berikut :

Langkah 2 : Verifikasi RIP di R2
R2#show ip route
Akan muncul tampilan sebagai berikut :  
 
Langkah 3 : Verifikasi RIP di R3
R3#show ip route
Akan muncul tampilan sebagai berikut : 

V. HASIL
 Hasil Dari percobaan diatas adalah sebagai berikut :
A. Untuk skenario A
ping dari PC1 ke PC3


B. skenario B

ping dari PC1 ke PC3

C. Untuk skenario C

ping dari PC1 ke PC3
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar