LAPORAN
PRAKTIKUM
JARINGAN
KOMPUTER
PERTEMUAN KE-10
PERTEMUAN KE-10
"Routing"
Nama : Ekawati Novita
NIM : 11615012
Kelas : II-A
I. TUJUAN
* Agar
mahasiswa dapat melakkan konfigurasi terhadap router dengan berbagai tipe
Routing
* Agar
mahasiswa dapat mengetahui fungsi masing-masing tipe routing
* Agar
mahasiswa dapat mengetahui prinsip dari setiap tipe routing
II. LATAR
BELAKANG
a. Pengertian
Routing
Routing
adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju.
Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket.
Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan
routing tersebut benar, router
harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan. Ketika router menggunakan
routing dinamis,
informasi ini dipelajari dari router yang
lain. Ketika menggunakan routing statis, seorang network administrator
mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin dituju secara manual. Jika
routing yang digunakan adalah statis, maka konfigurasinya harus dilakukan
secara manual, administrator jaringan
harus memasukkan atau menghapus rute statis jika terjadi perubahan topologi.
Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan routing statis, maka akan
sangat membuang waktu administrator jaringan untuk melakukan update table
routing. Karena itu routing statis hanya
mungkin dilakukan untuk jaringan skala
kecil. Sedangkan routing dinamis bias
diterapkan di jaringan skala besar dan membutuhkan
kemampuan lebih dari administrator.
b. Jenis-Jenis
Konfigurasi Routing
1. Directly Routing
Dari namanya dapat diketahui bahwa
ini adalah konfigurasi yang paling sederhana tapi mutlak diperlukan. Biasanya
minimal routing dipasang pada network yang terisolasi dari network lain atau
dengan kata lain hanya pemakaian lokal saja.
2. Static Routing
Konfigurasi routing jenis ini
biasanya dibangun dalam network yang hanya mempunyai beberapa gateway, umumnya
tidak lebih dari 2 atau 3. Static routing dibuat secara manual pada
masing-masing gateway. Jenis ini masih memungkinkan untuk jaringan kecil dan
stabil. Stabil dalam arti kata jarang down. Jaringan yang tidak stabil yang
dipasang static routing dapat membuat kacau seluruh routing, karena tabel
routing yang diberikan oleh gateway tidak benar sehingga paket data yang
seharusnya tidak bisa diteruskan masih saja dicoba sehingga menghabiskan
bandwith. Terlebih menyusahkan lagi apabila network semakin berkembang. Setiap
penambahan sebuah router, maka router yang telah ada sebelumnya harus diberikan
tabel routing tambahan secara Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan
Linux SuSE 9.1 manual. Jadi jelas, static routing tidak mungkin dipakai untuk
jaringan besar, karena membutuh effort yang besar untuk mengupdatenya.
3. Dynamic Routing
Dalam sebuah network dimana
terdapat jalur routing lebih dari satu rute untuk mencapat tujuan yang sama
biasanya menggunakan dynamic routing. Dan juga selain itu network besar yang
terdapat lebih dari 3 gateway. Dengan dynamic routing, tinggal menjalankan
routing protocol yang dipilih dan biarkan bekerja. Secara otomatis tabel
routing yang terbaru akan didapatkan. Seperti dua sisi uang, dynamic routing
selain menguntungkan juga sedikit merugikan. Dynamic routing memerlukan routing
protokol untuk membuat table routing dan routing protokol ini bisa memakan
resource komputer.
c. Tips memilih jenis routing (antara
Static Routing dan Dynamic Routing)
Jika routing yang digunakan adalah statis, maka konfigurasinya harus dilakukan
secara manual, administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute
statis jika terjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar, jika tetap
menggunakan routing statis, maka akan sangat membuang waktu administrator
jaringan untuk melakukan update table routing. Karena itu routing statis hanya
mungkin dilakukan untuk jaringan skala kecil. Sedangkan routing dinamis bisa
diterapkan di jaringan skala besar dan membutuhkan kemampuan lebih dari
administrator.
d. Beberapa kelebihan dan kekurangan
dari static dan dinamic routing adalah sebagai berikut.
1. Konfigurasi static routing memiliki
kompleksitas yang bergantung pada jumlah network yang terhubung, sedangkan
dinamic routing tidak, baik besar maupun kecil jumlah network yang akan
dihubungkan, konfigurasi pada dinamic routing tetap sederhana.
2. Jika terjadi pengubahan topologi,
maka konfigurasi pada static routing (routing table) harus ditambah, dikurangi
atau bahkan harus diubah keseluruhan, sedangkan pada dinamic routing tidak
perlu adanya pengubahan pada konfigurasi routing (routing table).
3. Static routing biasa digunakan pada
jaringan dengan skala menengah kebawah, sedangkan dinamic routing biasa
digunakan untuk jaringan sekala besar.
4. Static routing memiliki tingkat
keamanan yang baik, sedangkan dinamic routing tidak, karena jika ada seseorang
yang menambakan sebuah router di dalam jaringan tersebut, maka router tersebut
akan bisa langsung terkoneksi, dan hal itu bisa berbahaya.
5. Static routing menggunakan sumber
daya yang sedikit, baik itu processor, memori, maupun bandwidth, sedangkan
dinamic routing menggunakan sumber daya lebih banyak.
e. Protocol Routing
Routing protocol berbeda dengan routed protocol. Routing protocol adalah
komunikasi antara router-router. Routing protocol mengijinkan router-router
untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Protokol
routing dinamik yang banyak digunakan dalam
internetworking P/IP adalah RIP (Routing Information Protocol) yang
menggunakan algoritma uting distance vector dan OSPF (Open
Shortest Path First) yang menggunakan algoritma link-state. Pada layer TCP/IP,
router dapat menggunakan protocol routing untuk membentuk routing melalui suatu
algoritma yang meliputi:
1. RIP -- menggunakan protokol routing
interior dengan algoritma distance vector,
2. IGRP -- menggunakan protokol routing
interior dengan algoritma Cisco distance vector,
3. OSPF -- menggunakan protokol routing
interior dengan algoritma link state,
4. EIGRP -- menggunakan protokol
routing interior dengan algoritma advanced Cisco distance vector.
e.1. Routing Information Protocol (RIP)
Routed protocol digunakan untuk user traffic
secara langsung. Routed protocol
menyediakan informasi yang cukup dalam
layer address jaringannya untuk melewatkan paket yang akan diteruskan dari
satu host ke host yang lain berdasarkan alamatnya.
RIP merupakan salah satu protokol
routing distance vector yang digunakan
oleh ribuan jaringan di dunia. Hal ini dikarenakan RIP berdasarkan open standard dan mudah diimplementasikan. Tetapi
RIP membutuhkan konsumsi daya yang tinggi dan memerlukan fitur router routing
protokol. Dasar RIP diterangkan dalam RFC 1058, dengan karakteristik sebagai
berikut:
1. Routing protokol distance vector,
2. Metric berdasarkan pada jumlah lompatan (hop count) untuk
pemilihan jalur,
3. Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang,
4. Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30
detik.
1. RIP Versi 1
* Dokumen → RFC1058,
* RIP → routing vektor-jarak yang dimodifikasi dengan triggered update dan split horizon dengan poisonous
reverse untuk meningkatkan kinerjanya,
* RIP → diperlukan
supaya host dan router dapat bertukar informasi untuk menghitung rute dalam
jaringan TCP/IP,
* Informasi yang dipertukarkan RIP berupa :
a. Host
b. Network
c. Subnet
d. Rutedefault
2. RIP Versi 2
* Enhancement dari RIP versi1 ditambah dengan beberapa kemampuan baru,
* Algoritma routing sama dengan RIP versi1,
* Bedanya terletak pada format dengan tambahan informasi yang
dikirim,
* Kemampuan baru :
a. Tag →untuk rute eksternal,
b. Subnet mask,
c. Alamat hop berikutnya,
d. Autentikasi.
e.2. IGRP (Interior Gateway Routing
Protocol)
IGRP merupakan distance vector IGP. Routing distance vector mengukur jarak
secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector. Router
yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau sebagian table
routing dalam pesan routing update
dengan interval waktu yang regular ke semua router tetangganya. Isi dari
informasi routing adalah:
* Identifikasi tujuan baru,
* Mempelajari apabila terjadi kegagalan.
IGRP adalah routing protokol
distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP mengirimkan update routing setiap
interval 90 detik. Update ini advertise semua jaringan dalam AS. Kunci desain
jaringan IGRP adalah:
* Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek,
* Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang
berbeda,
* Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.
Secara default, IGRP menggunakan
bandwidth dan delay sebagai metric. Untuk
konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi semua
varibel atau yang disebut dengan composite metric. Variabel-variabel itu misalnya:
* Bandwidth
8 Delay
* Load
* Reliability
IGRP yang merupakan contoh routing
protokol yang menggunakan algoritma distance vector yang lain. Tidak seperti
RIP, IGRP merupakan routing protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga sangat
mudah diimplementasikan, meskipun IGRP merupakan routing potokol yang
lebih komplek dari RIP dan banyak faktor
yang dapat digunakan untuk mencapai jalur terbaik dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Protokol Routing Distance
Vector,
2. Menggunakan composite metric yang
terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability,
3. Update routing dilakukan secara
broadcast setiap 90 detik.
e.3OSPF (Open Shortest Path First)
OSPF merupakan interior routing
protocol yang kepanjangan dari Open Shortest Path First. OSPF didesain oleh
IETF ( Internet Engineering Task Force ) yang pada mulanya dikembangkan dari
algoritma SPF ( Shortest Path First ). Hampir
sama dengan IGRP yaitu pada tahun 80-an. Pada awalnya RIP adalah routing protokol
yang umum dipakai, namun ternyata untuk
AS yang besar, RIP sudah tidak memadai lagi. OSPF diturunkan dari beberapa
periset seperti Bolt, Beranek, Newmans. Protokol ini bersifat open yang berarti
dapat diadopsi oleh siapa pun. OSPF dipublikasikan pada RFC nomor 1247. OSPF
menggunakan protokol routing link-state, dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Protokol routing link-state.
2. Merupakan open standard protokol
routing yang dijelaskan di RFC 2328.
3. Update routing dilakukan secara
floaded saat terjadi perubahan topologijaringan.
4. OSPF adalah linkstate protokol
dimana dapat memelihara rute dalam dinamik network struktur dan dapat dibangun
beberapa bagian dari subnetwork.
5. OSPF lebih effisien daripada RIP.
6. Antara RIP dan OSPF menggunakan di
dalam Autonomous System ( AS ).
7. Menggunakan protokol broadcast.
e.4EIGRP (Enhanced Interior Gateway
Routing Protocol)
EIGRP menggunakan protokol routing
enhanced distance vector, dengan karakteristik sebagai berikut:
* Menggunakan protokol routing
enhanced distance vector.
* Menggunakan cost load balancing yang
tidak sama.
* Menggunakan algoritma kombinasi
antara distance vector dan link-state.
* Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk
menghitung jalur terpendek.
III. ALAT DAN BAHAN
1. 1 unit PC
2. Aplikasi packet tracer 5.3.2 (Sebelum melakukan percobaan, pastikan packet tracer yang digunakan mendukung tampilan activity)
IV. LANGKAH PERCOBAAN
- Konfigurasi Router Pada Tipe Directly Routing
1. Aktifkan interface FastEthernet pada R1, caranya klik pada R1 dan pilih CLI, jika
tab CLI sudah terbuka ketik sintak sebagai berikut :
Password:cisco
R1>enable
Password: class
R1#show ip route
(Note: The routing table is completely empty of any routes.)
R1#configure terminal
R1(config)#interface FastEthernet 0/0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#end
R1>enable
Password: class
R1#show ip route
(Note: The routing table is completely empty of any routes.)
R1#configure terminal
R1(config)#interface FastEthernet 0/0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#end
2. Lakukan hal yang sama pada R2
3. Memeriksa tabel routing pada R1
dan R2, caranya klik pada R1 dan pilih CLI, jika tab CLI sudah terbuka ketik
sintak sebagai berikut :
R1#show ip route
Tampilan yang muncul dari scrib diatas sebagai berikut :
4.Lakukan langkah yang sama pada R2
5. Aktifkan antarmuka Serial pada R1, caranya klik pada R1 dan pilih CLI, jika tab CLI sudah terbuka
ketik sintak sebagai berikut :
Tampilan yang muncul dari scrib diatas sebagai berikut :
4.Lakukan langkah yang sama pada R2
5. Aktifkan antarmuka Serial pada R1, caranya klik pada R1 dan pilih CLI, jika tab CLI sudah terbuka
ketik sintak sebagai berikut :
R1#configure terminal
R1(config)#interface Serial 0/0/0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#end
Seperti tampilan dibawah ini :
5. Lakukan hal yang sama pada R2
R1(config)#interface Serial 0/0/0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#end
Seperti tampilan dibawah ini :
5. Lakukan hal yang sama pada R2
6. Jika sudah selesai lakukan pngecekan pada Botton Check Result yang
terdapat pada bagian kiri bawah dan lihat juga tingkat keberhasilan praktek pada
pojok kanan bagian bawah, pada jendela Activity.
- Konfigurasi Router Pada Tipe Static Routing
1. Konfigurasi Static Routing pada R3, caranya
klik pada R3 dan pilih CLI, jika tab CLI sudah terbuka ketik sintak sebagai
berikut :
Password : cisco
R3>enable
Password: class
R3#show ip route
(Note: The routing table
shows directly connected routes, but there are no static routes to remote
networks in the routing table.)
R3#configure terminal
R3(config)#ip route
192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.3.1
R3(config)#end
2. Kemudian ping dari R3 ke
PC1, caranya klik R3 dan pilih tab Dekstop, kemudian ketik sscrib seperti pada gambar dibawah :
3. Konfigurasi Static Routing pada R1, caranya
klik pada R1 dan pilih CLI, jika tab CLI sudah terbuka ketik sintak sebagai
berikut :
Password:cisco
R1>enable
Password: class
R1#show ip route
(Note: The routing table
shows directly connected routes, but there are no static routes to remote
networks in the routing table.)
R1#configure terminal
R1(config)#ip route
192.168.3.0 255.255.255.0 FastEthernet 0/1
R1(config)#end
4. Kemudian ping dari R3 ke
PC1, caranya klik R3 dan pilih tab Dekstop, kemudian ketik sscrib seperti pada gambar dibawah :
5. Konfigurasi Static Routing pada R2, caranya
klik pada R2 dan pilih CLI, jika tab CLI sudah terbuka ketik sintak sebagai
berikut :
Password:cisco
R2>enable
Password: class
R2#show ip route
(Note: The routing table
shows directly connected routes, but there are no static routes to remote
networks in the routing table.)
R2#configure terminal
R2(config)#ip route
192.168.1.0 255.255.255.0 FastEthernet 0/0
R2(config)#end
6. Kemudian ping dari R3 ke
PC1, caranya klik R3 dan pilih tab Dekstop, kemudian ketik sscrib seperti pada gambar dibawah :
7. Jika sudah selesai lakukan pngecekan pada Botton Check Result yang
terdapat pada bagian kiri bawah dan lihat juga tingkat keberhasilan praktek pada
pojok kanan bagian bawah, pada jendela Activity.
- Konfigurasi Router Pada Tipe Dynamic Routing
1. Konfigurasi RIP pada R2, caranya
klik pada R2 dan pilih CLI, jika tab CLI sudah terbuka ketik sintak sebagai
berikut :
Password:cisco
R2>enable
Password: class
R2#configure terminal
R2(config)#router RIP
R2(config-router)#network 192.168.2.0
R2(config-router)#network 192.168.3.0
R2(config-router)#network 192.168.7.0
R2(config-router)#end
R2>enable
Password: class
R2#configure terminal
R2(config)#router RIP
R2(config-router)#network 192.168.2.0
R2(config-router)#network 192.168.3.0
R2(config-router)#network 192.168.7.0
R2(config-router)#end
2. Konfigurasi RIP pada R3, caranya
klik pada R3 dan pilih CLI, jika tab CLI sudah terbuka ketik sintak sebagai
berikut :
Password:cisco
R3>enable
Password: class
R3#configure terminal
R3(config)#router RIP
R3(config-router)#network 192.168.3.0
R3(config-router)#network 192.168.4.0
R3(config-router)#network 192.168.5.0
R3(config-router)#end
R3>enable
Password: class
R3#configure terminal
R3(config)#router RIP
R3(config-router)#network 192.168.3.0
R3(config-router)#network 192.168.4.0
R3(config-router)#network 192.168.5.0
R3(config-router)#end
3. Konfigurasi RIP pada R4, caranya
klik pada R4 dan pilih CLI, jika tab CLI sudah terbuka ketik sintak sebagai
berikut :
Password:cisco
R4>enable
Password: class
R4#configure terminal
R4(config)#router RIP
R4(config-router)#network 192.168.5.0
R4(config-router)#network 192.168.6.0
R4(config-router)#network 192.168.7.0
R4(config-router)#end
R4>enable
Password: class
R4#configure terminal
R4(config)#router RIP
R4(config-router)#network 192.168.5.0
R4(config-router)#network 192.168.6.0
R4(config-router)#network 192.168.7.0
R4(config-router)#end
4. Pastikan tabel routing pada setiap router, caranya klik pada R1 dan pilih CLI, jika
tab CLI sudah terbuka ketik sintak sebagai berikut :
Password:cisco
R1>enable
Password: class
R1#show ip route
R1>enable
Password: class
R1#show ip route
5. Ulangi
langkah tersebut pada R2, R3, dan R4.
V. HASIL
Dari percobaan diatas diperoleh hasil yaitu berupa konfigurasi Router 100 % pada tampilan check Result pada masing-masing activity, yaitu sebagai berikut :
1. Hasil dari Directly Routing
*Tampilan pada check result
* Tampilan pada cisco packet tracaser 5.3.2
2. Hasil dari Static Routing
*Tampilan pada check result
* Tampilan pada cisco packet tracaser 5.3.2
3. Hasil dari Dynamic Routing
*Tampilan pada check result
* Tampilan pada cisco packet tracaser 5.3.2
Selesai :-)@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
V. HASIL
Dari percobaan diatas diperoleh hasil yaitu berupa konfigurasi Router 100 % pada tampilan check Result pada masing-masing activity, yaitu sebagai berikut :
1. Hasil dari Directly Routing
*Tampilan pada check result
* Tampilan pada cisco packet tracaser 5.3.2
2. Hasil dari Static Routing
*Tampilan pada check result
* Tampilan pada cisco packet tracaser 5.3.2
3. Hasil dari Dynamic Routing
*Tampilan pada check result
* Tampilan pada cisco packet tracaser 5.3.2
Hasilnya bisa juga di Download disini :
1. Directly routing
2. Static Routing
3. Dynamic Routing
Selesai :-)@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar