Pages

Selasa, 16 Oktober 2012

LAPORAN PRAKTIKUM
ADMINISTRASI JARINGAN
PERTEMUAN KE-4 
“DHCP”
Nama : Ekawati Novita
NIM : 11615012
 Kelas : II-A




I. TUJUAN 

*     Agar mahasiswa dapat melakukan konfigurasi DHCP pada jaringan computer
*     Mahasiswa mampu melakukan instalasi dan konfigurasi  DHCP untuk membagi IP dari server kapada client
*     Agar mahasiswa dapat mengetahui kelebihan da kekukarangan penggunaan DHCP dalam suatu jaringan 

II. LATAR BELAKANG

1. Definisi
          Bersama dengan Domain Name System (DNS), Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) merupakan pondasi dasar dari infrastructure Jaringan Windows 2003 atau Windows 2000. DHCP server memberikan configurasi IP secara dinamis kepada hosts yang ada dalam jaringan komputer anda agar bisa saling berkomunikasi satu sama lain. Seperti yang telah dibahas sebelumnya dalam design IP address, untuk bisa berkomunikasi pada suatu jaringan private ataupun pada jaringan public Internet, setiap host pada jaringan harus diidentifikasi oleh suatu IP address.
          Buat apa sich sebenarnya DHCP server ini? DHCP sangat dibutuhkan untuk mengurangi kompleksitas konfigurasi IP pada computer. Bayangkan saja kalau anda sebagai administrator jaringan dalam suatu business yang mempunyai sekitar 1000 computer dan anda tahu bahwa setiap computer tersebut membutuhkan konfigurasi IP yang unik. Belum lagi kalau ada perubahan konfigurasi missal perubahan IP pada DNS atau WINS, atau perubahawan gateway address; maka andapun harus mengubahnya satu persatu lagi. Itu pun kalau berjalan mulus kalau salah ketik saja dan terjadi IP yang sama maka IP conflict tak terhindarkan dan anda harus mencarinya dan mengubahnya.
          Dengan cara memberikan sewa IP dari database sentral, DHCP server secara automatis mengelola IP address assignment termasuk default Gateway; Subnet mask; DNS server IP; WINS dan juga beberapa setting penting lainnya pada client computer dalam jaringan anda. Berikut ini dijelaskan proses leasing IP (minjam IP ke DHCP server oleh client computer).

1. DHCP Client mengirimkan pesan broadcast kejaringan suatu pesan paket yang namanya DHCPDISCOVER untuk mencari kalau ada DHCP server dalam jaringan tersebut
2. DHCP Server yang ada pada jaringan tersebut membalas dengan cara memberikan respon dengan paket DHCPOFFER
3. Kemudian client computer menerima tawaran DHCP server ini dengan mengirim paket konfirmasi DHCPREQUEST
4. DHCP server kemudian merespon balik dengan mengirim paket DHCPACK
5. Setelah umur sewa mencapai 50% dari masa sewa (biasanya secara default DHCP server memberikan lease period selama 8 hari), client computer tersebut melakukan perpanjangan sewa langsung ke DHCP server dengan mengirim paket DHCPREQUEST
6. DHCP server pun menerima ijin perpanjangan sewa IP ini dengan sinyal paket DHCPACK lagi

2. Berikut beberapa catatan penting mengenai DHCP server:
          Jika DHCP server dalam suatu jarngan tidak diketemukan, maka suatu computer secara automatis akan mengadopsi IP address dari konfigurasi yang ada pada “alternate configuration”, dan jika tidak diketemukan maka computer tersebut akan menerima IP address secara automatis dari skema APIPA (Automatic Private IP Addressing) yang berada pada range address 169.254.0.1 until 169.254.255.254. APIPA ini merupakan skema IP address private yang tidak di route ke Internet.
           Untuk DHCP server bisa melakukan tugasnya memberikan sewa IP address kepada client komputer, maka seorang administrator harus mendefinisikan scope IP address, suatu pool IP address. seperti dalam scenario diartikel mengenai design IP address, dimana Guinea Smelter ditentukan untuk memakai IP address antara 192.168.100.1 sampai 192.168.101.254 atau secara lazim ditulis 192.168.100.0/23, maka anda harus memasukkan IP pool pada rentang IP address tersebut dengan default subnet mask 255.255.253.0. Tentunya anda juga harus memberikan exclusion IP address yang bakal dipakai secara manual oleh beberapa piranti jaringan seperti IP address untuk router interface yang berada pada jaringan trusted private anda; beberapa server seperti DNS atau domain controller; server DHCP anda sendiri ataupun IP address static untuk beberapa Switch anda agar bisa di manage remotely dengan mudah.
          Client computer akan menyewa IP address selama rentang waktu tertentu yang ditentukan oleh DHCP server. Jika masa sewa sudah menginjak 50% dari masa sewa, maka client computer tersebut akan memperbaharui masa sewa langsung ke DHCP server IP address yang sama. DHCP server akan memberikan masa sewa untuk periode sewa berikutnya.

3. DHCP Scope
          DHCP scope adalah suatu IP address pool dalam suatu logical subnet seperti 192.168.100.1 sampai 192.168.100.254, yang bisa diberikan oleh DHCP server tersebut kepada client computer pada subnet tersebut. Scope IP ini sangat penting bagi DHCP server untuk memanage distribusi dan pemberian IP address sekalian konfigurasi parameter penting lainnya kepada client computer dalam jaringan.
           Scope DHCP server menspesifikasikan rentang IP address yang tersedia untuk disewakan kepada clients computer. suatu IP address dalam scope yang sudah didefinisikan dan ditawarkan kepada client PC disebut suatu “lease”. Setiap “lease” mempunyai masa sewa tertentu dan client computer tersebut secara periodic harus memperbaharui masa sewa IP yang sama tersebut.
          Suatu range tertentu bisa diset exclusion dalam suatu range scope yang telah didefinisikan jika anda sebagai admin tidak menginginkan range IP address tersebut disewakan kepada client. Exclusion range ini memastikan bahwa DHCP server tidak akan menawarkannya kepada client.
           DHCP server juga bisa menyediakan IP address khusus untuk diapkai oleh device network dengan MAC address tertentu. Jadi anda bisa mencadangkan pemakaian IP address untuk MAC address tertentu. Fitur ini sangat bagus untuk dipakai oleh beberapa server; printer; dan piranti lainnya yang memerlukan IP address static.
          Perlu diketahui bahwa DHCP server ini bersifat broadcast, sementara router secara default memblokir paket broadcast, maka DHCP tidak bisa melewati router. Untuk bisa melewatkan broadcast paket DHCP ini anda memerlukan piranti router yang compliant dengan RFC1542 atau DHCP relay agent untuk mem-forward paket broadcast dari DHCP ini.

4. Rumus keseimbangan beban (load balance)
           Untuk memberikan fault tolerance pada layanan DHCP server dalam suatu subnet yang diberikan, anda bisa meng-konfigure dua DHCP server untuk melayani IP address pada subnet yang sama. Dengan membuat dua DHCP server, jika salah satu server tidak tersedia atau tidak berfungsi, DHCP server lainnya bisa mengambil alih tugas dan menlanjutkan penyewaan IP address kepada client yang membutuhkan atau memperpanjang sewa. Untuk menseimbangkan beban yang dipakai dalam hal ini, good practicenya adalah memakai rumusan 80/20 dalam membagi beban IP scope dari kedua server. Jika DHCP server #1 dikonfigure dengan IP address 80% ketersediaan, maka DHCP server #2 bisa dikonfigure dengan IP address sisanya yaitu 20%.
           Sebagai contoh dalam scenario kita di Guinea Smelter dimana IP address range ditentukan antara 192.168.100.1 sampai 192.168.101.254, dan anda juga menentukan pemakaian static address antara IP 192.168.101.200 sampai 192.168.101.254 maka anda harus membuat Scope address antara 192.168.100.1 sampai 192.168.101.199 dengan subnet mask 255.255.253.0 untuk kedua DHCP server. Agar supaya kedua DHCP server comply dengan aturan 80/20, kedua DHCP server harus didefinisikan dengan scope range yang sama, akan tetapi exclusion range berbeda. Untuk DHCP server #1 dengan load sekitar 80% dan DHCP server #2 dengan load 20%.

DHCP #1
Scope 192.168.100.1 sampai 192.168.101.199
Exclusion range: 192.168.101.109 sampai 192.168.101.199

DHCP #2
Scope 192.168.100.1 sampai 192.168.101.199
Exclusion range: 192.168.100.1 sampai 192.168.101.108

Dengan aturan 80/20 ini diharapkan kedua DHCP server bisa melayani kebutuhan Clients dengan fault tolerant.

5. Konfigurasi Client Computers
          Untuk konfigurasi client agar bisa menerima IP address secara automatic dari DHCP server, maka anda perlu mengkonfigurasi property TCP/IP dari LAN connection computer anda untuk bisa menerima IP dari DHCP server dengan memilih “Obtain an IP address Automatically” dan juga pada setting “Obtain DNS server Address Automatically”.

6. Migrasi dari konfigurasi APIPA atau “Alternate”
            Jika suatu client computer telah dikonfigure untuk menerima IP address automatically begitu juga DNS server addressnya, dan network tidak menggunakan ICS (Internet Connection Sharing), anda cukup melakukan pembaharuan konfigurasi IP address (renew) agar menerima konfigurasi dari DHCP server.
Untuk memperbaharui IP address, ketikkan di command prompt:

C:> ipconfig /renew <tekan Enter>

Alternative nya, anda bisa restart computer anda dan konfigurasi IP dari DHCP server akan diterapkan saat computer reboot.

7. Mirasi dari konfigurasi ICS connection
           ICS adalah koneksi sharing dari dial-up pada server yang memberikan akses Internet ke client computers dalam Jaringan dan secara automatic meng-konfigure client computer dengan suatu IP address pada subnet range 192.168.0.x. Karena konfigurasi ini akan bersaing dengan dengan layanan DHCP server, anda harus menghapus konfigurasi ICS pada server dan restart computer server sebelum instalasi component Windows DHCP atau menambah role DHCP server.

III. ALAT DAN BAHAN

1. PC (Personal Computer) yang memiliki OS Linux 10.4 atau 11.10
2. Switch
3. Kabel UTP tipe Straight
4. Tester 

IV. LANGKAH PERCOBAAN

A. Konfigurasi server
1. Login ke System Operasi server Anda sebagai root.
Username         : root
Password         : ******** {password root anda} 

2. Install aplikasi yang diperlukan.
server:/#apt-get install mc dhcp3-server

3. Setting IP Address dan mulai mengkonfigurasi file dhcpd.conf.
a. setting ip address :
sudo ifconfig eth0 (Nomor IP) netmask (Nomor Netmask) 

b. Atur bagian method menjadi Manual:

4. Konfigurasi bagian DHCP :
server:/#mcedit /etc/dhcp3/dhcpd.conf

5. Tekan F7 dan cari baris #Aslightly different configuration for an internal subnet, kemudian masukkan settingan berikut dibawahnya :
#A slightly different configuration for an internal subnet
subnet 200.200.200.0 netmask 255.255.255.0 {
range 200.200.200.100 200.200.200.200; #rentan IP yang akan didistribusikan
option domain-name-servers 200.200.200.1; #DNS server kepada IP tersebut
option domain-name “sugengcido.blogspot.com”; #untuk mengarahkan domain internal
option routers 200.200.200.1; #gateway diarahkan pada ip 200.200.200.1 (eth1)
option broadcast –address 200.200.200.255; #broadcast address
default-least-time 600; #default waktu peminjaman IP
max-lease-time 7200; #maksimal peminjaman IP

6. Selanjutnya, edit dhcp3-server untuk menentukan Ethernet mana yang akan diberi service DHCP Server.
server:/#mcedit /etc/default/dhcp3-server
cari baris yang berisi “INTERFACES” (berada pada baris terakhir), dan kemudian isikan nama Ethernet yang akan kita beri service dhcp, misalnya:
INTERFACES=”eth1”
(ethernet offboard)
atau
INTERFACES=”eth0”
(ethernet onboard)
7. Setelah selesai, restart service dhcp3-server dengan cara:
server:/#/etc/init.d/dhcp3-server restart
8. Untuk melihat aktivitas client 
     Sudo tail –f /var/log/syslog

B. KONFIGURASI CLIENT
1.      Pada method ubah menjadi ----Automathic DHCP----

2.     Konfigurasi Address Client
Sudo nano /etc/network/interfaces
Isi dengan :
auto eth0
auto  eth0 inet dhcp
  
3.     Kemudian restart system networking utuk mulai menjalankan konfigurasi
Sudo /etc/init.d/networking restart
4.     Ping DHCP untuk mendapatkan IP DHCP
5.     Periksa IP yang didapat dari DHCP server
ifconfig
 
V. HASIL

Hasil Dari percobaan diatas berupa aktivitas Client yang dapat dilihat dari PC server dengan perinta sudo tail -f /var/log/syslog









Tidak ada komentar:

Posting Komentar