LAPORAN
PRAKTIKUM
ADMINISTRASI JARINGAN
PERTEMUAN KE-4
“DHCP”
Nama : Ekawati Novita
NIM : 11615012
Kelas : II-A
I. TUJUAN
* Agar
mahasiswa dapat melakukan konfigurasi DHCP pada jaringan computer
* Mahasiswa
mampu melakukan instalasi dan konfigurasi
DHCP untuk membagi IP dari server kapada client
* Agar
mahasiswa dapat mengetahui kelebihan da kekukarangan penggunaan DHCP dalam
suatu jaringan
II. LATAR
BELAKANG
1. Definisi
Bersama dengan Domain
Name System (DNS), Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)
merupakan pondasi dasar dari infrastructure Jaringan Windows 2003 atau Windows
2000. DHCP server memberikan configurasi IP secara dinamis kepada hosts yang
ada dalam jaringan komputer anda agar bisa saling
berkomunikasi satu sama lain. Seperti yang telah dibahas sebelumnya dalam
design IP address, untuk bisa berkomunikasi pada suatu jaringan
private ataupun pada jaringan public Internet, setiap host pada jaringan harus
diidentifikasi oleh suatu IP address.
Buat apa sich sebenarnya DHCP
server ini? DHCP sangat dibutuhkan untuk mengurangi kompleksitas konfigurasi IP
pada computer. Bayangkan saja kalau anda sebagai administrator jaringan dalam
suatu business yang mempunyai sekitar 1000 computer dan anda tahu bahwa setiap
computer tersebut membutuhkan konfigurasi IP yang unik. Belum lagi kalau ada perubahan
konfigurasi missal perubahan IP pada DNS atau WINS, atau perubahawan gateway
address; maka andapun harus mengubahnya satu persatu lagi. Itu pun kalau
berjalan mulus kalau salah ketik saja dan terjadi IP yang sama maka IP conflict
tak terhindarkan dan anda harus mencarinya dan mengubahnya.
Dengan cara memberikan sewa IP dari
database sentral, DHCP server secara automatis mengelola IP address assignment
termasuk default Gateway; Subnet mask; DNS server IP; WINS dan juga beberapa
setting penting lainnya pada client computer dalam jaringan anda. Berikut ini
dijelaskan proses leasing IP (minjam IP ke DHCP server oleh client computer).
1. DHCP Client mengirimkan pesan
broadcast kejaringan suatu pesan paket yang namanya DHCPDISCOVER untuk mencari
kalau ada DHCP server dalam jaringan tersebut
2. DHCP Server yang ada pada
jaringan tersebut membalas dengan cara memberikan respon dengan paket DHCPOFFER
3. Kemudian client computer
menerima tawaran DHCP server ini dengan mengirim paket konfirmasi DHCPREQUEST
4. DHCP server kemudian merespon
balik dengan mengirim paket DHCPACK
5. Setelah umur sewa mencapai 50%
dari masa sewa (biasanya secara default DHCP server memberikan lease period
selama 8 hari), client computer tersebut melakukan perpanjangan sewa langsung
ke DHCP server dengan mengirim paket DHCPREQUEST
6. DHCP server pun menerima ijin
perpanjangan sewa IP ini dengan sinyal paket DHCPACK lagi
2. Berikut beberapa catatan penting
mengenai DHCP server:
Jika DHCP server dalam suatu
jarngan tidak diketemukan, maka suatu computer secara automatis akan mengadopsi
IP address dari konfigurasi yang ada pada “alternate configuration”, dan jika
tidak diketemukan maka computer tersebut akan menerima IP address secara
automatis dari skema APIPA (Automatic Private IP Addressing) yang berada pada
range address 169.254.0.1 until 169.254.255.254. APIPA ini merupakan skema IP
address private yang tidak di route ke Internet.
Untuk DHCP server bisa melakukan
tugasnya memberikan sewa IP address kepada client komputer, maka seorang
administrator harus mendefinisikan scope IP address, suatu pool IP address.
seperti dalam scenario diartikel mengenai design IP address, dimana Guinea
Smelter ditentukan untuk memakai IP address antara 192.168.100.1 sampai
192.168.101.254 atau secara lazim ditulis 192.168.100.0/23, maka anda harus
memasukkan IP pool pada rentang IP address tersebut dengan default subnet mask
255.255.253.0. Tentunya anda juga harus memberikan exclusion IP address yang
bakal dipakai secara manual oleh beberapa
piranti jaringan seperti IP address untuk
router interface yang berada pada jaringan trusted private anda;
beberapa server seperti DNS atau domain controller; server DHCP anda sendiri
ataupun IP address static untuk beberapa Switch anda agar bisa di manage
remotely dengan mudah.
Client computer akan menyewa IP
address selama rentang waktu tertentu yang ditentukan oleh DHCP server. Jika
masa sewa sudah menginjak 50% dari masa sewa, maka client computer tersebut
akan memperbaharui masa sewa langsung ke DHCP server IP address yang sama. DHCP
server akan memberikan masa sewa untuk periode sewa berikutnya.
3. DHCP Scope
DHCP scope adalah suatu IP address
pool dalam suatu logical subnet seperti 192.168.100.1 sampai 192.168.100.254,
yang bisa diberikan oleh DHCP server tersebut kepada client computer pada
subnet tersebut. Scope IP ini sangat penting bagi DHCP server untuk memanage
distribusi dan pemberian IP address sekalian konfigurasi parameter penting
lainnya kepada client computer dalam jaringan.
Scope DHCP server menspesifikasikan
rentang IP address yang tersedia untuk disewakan kepada clients computer. suatu
IP address dalam scope yang sudah didefinisikan dan ditawarkan kepada client PC
disebut suatu “lease”. Setiap “lease” mempunyai masa sewa tertentu dan client
computer tersebut secara periodic harus memperbaharui masa sewa IP yang sama
tersebut.
Suatu range tertentu bisa diset
exclusion dalam suatu range scope yang telah didefinisikan jika anda sebagai
admin tidak menginginkan range IP address tersebut disewakan kepada client.
Exclusion range ini memastikan bahwa DHCP server tidak akan menawarkannya
kepada client.
DHCP server juga bisa menyediakan IP
address khusus untuk diapkai oleh device network dengan MAC address tertentu.
Jadi anda bisa mencadangkan pemakaian IP address untuk MAC address tertentu.
Fitur ini sangat bagus untuk dipakai oleh beberapa server; printer; dan piranti
lainnya yang memerlukan IP address static.
Perlu diketahui bahwa DHCP server
ini bersifat broadcast, sementara router secara default memblokir paket
broadcast, maka DHCP tidak bisa melewati router. Untuk bisa melewatkan
broadcast paket DHCP ini anda memerlukan piranti router yang compliant dengan
RFC1542 atau DHCP relay agent untuk mem-forward paket broadcast dari DHCP ini.
4. Rumus
keseimbangan beban (load balance)
Untuk memberikan fault tolerance
pada layanan DHCP server dalam suatu subnet yang diberikan, anda bisa
meng-konfigure dua DHCP server untuk melayani IP address pada subnet yang sama.
Dengan membuat dua DHCP server, jika salah satu server tidak tersedia atau
tidak berfungsi, DHCP server lainnya bisa mengambil alih tugas dan menlanjutkan
penyewaan IP address kepada client yang membutuhkan atau memperpanjang sewa.
Untuk menseimbangkan beban yang dipakai dalam hal ini, good practicenya adalah
memakai rumusan 80/20 dalam membagi beban IP scope dari kedua server. Jika DHCP
server #1 dikonfigure dengan IP address 80% ketersediaan, maka DHCP server #2
bisa dikonfigure dengan IP address sisanya yaitu 20%.
Sebagai contoh dalam scenario kita
di Guinea Smelter dimana IP address range ditentukan antara 192.168.100.1
sampai 192.168.101.254, dan anda juga menentukan pemakaian static address antara
IP 192.168.101.200 sampai 192.168.101.254 maka anda harus membuat Scope address
antara 192.168.100.1 sampai 192.168.101.199 dengan subnet mask 255.255.253.0
untuk kedua DHCP server. Agar supaya kedua DHCP server comply dengan aturan
80/20, kedua DHCP server harus didefinisikan dengan scope range yang sama, akan
tetapi exclusion range berbeda. Untuk DHCP server #1 dengan load sekitar 80%
dan DHCP server #2 dengan load 20%.
DHCP #1
Scope 192.168.100.1 sampai
192.168.101.199
Exclusion range: 192.168.101.109
sampai 192.168.101.199
DHCP #2
Scope 192.168.100.1 sampai
192.168.101.199
Exclusion range: 192.168.100.1
sampai 192.168.101.108
Dengan aturan 80/20 ini diharapkan
kedua DHCP server bisa melayani kebutuhan Clients dengan fault tolerant.
5. Konfigurasi
Client Computers
Untuk konfigurasi client agar bisa
menerima IP address secara automatic dari DHCP server, maka anda perlu
mengkonfigurasi property TCP/IP dari LAN connection computer anda untuk bisa
menerima IP dari DHCP server dengan memilih “Obtain an IP address
Automatically” dan juga pada setting “Obtain DNS server Address Automatically”.
6. Migrasi
dari konfigurasi APIPA atau “Alternate”
Jika suatu client computer telah
dikonfigure untuk menerima IP address automatically begitu juga DNS server
addressnya, dan network tidak menggunakan ICS (Internet Connection Sharing),
anda cukup melakukan pembaharuan konfigurasi IP address (renew) agar menerima
konfigurasi dari DHCP server.
Untuk memperbaharui IP address,
ketikkan di command prompt:
C:> ipconfig /renew <tekan
Enter>
Alternative nya, anda bisa restart
computer anda dan konfigurasi IP dari DHCP server akan diterapkan saat computer
reboot.
7. Mirasi dari konfigurasi ICS
connection
ICS adalah koneksi sharing dari
dial-up pada server yang memberikan akses Internet ke client computers dalam
Jaringan dan secara automatic meng-konfigure client computer dengan suatu IP
address pada subnet range 192.168.0.x. Karena konfigurasi ini akan bersaing
dengan dengan layanan DHCP server, anda harus menghapus konfigurasi ICS pada
server dan restart computer server sebelum instalasi component Windows DHCP
atau menambah role DHCP server.
III. ALAT DAN
BAHAN
1. PC (Personal Computer) yang memiliki OS Linux 10.4 atau 11.10
2. Switch
3. Kabel UTP tipe Straight
4. Tester
IV. LANGKAH PERCOBAAN
A. Konfigurasi server
1. Login
ke System Operasi server Anda sebagai root.
Username
: root
Password
: ******** {password root anda}
2. Install
aplikasi yang diperlukan.
server:/#apt-get install mc dhcp3-server
3. Setting
IP Address dan mulai mengkonfigurasi file dhcpd.conf.
a. setting ip address :
sudo ifconfig eth0 (Nomor IP) netmask (Nomor Netmask)
b. Atur bagian method menjadi Manual:
4. Konfigurasi bagian DHCP :
server:/#mcedit /etc/dhcp3/dhcpd.conf
5. Tekan
F7 dan cari baris #Aslightly different
configuration for an internal subnet, kemudian masukkan settingan
berikut dibawahnya :
#A slightly different configuration for an
internal subnet
subnet 200.200.200.0 netmask 255.255.255.0 {
range 200.200.200.100 200.200.200.200; #rentan IP yang akan didistribusikan
option domain-name-servers 200.200.200.1; #DNS server kepada IP tersebut
option domain-name “sugengcido.blogspot.com”; #untuk mengarahkan domain internal
option routers 200.200.200.1; #gateway diarahkan pada ip 200.200.200.1 (eth1)
option broadcast –address 200.200.200.255; #broadcast address
default-least-time 600; #default waktu peminjaman IP
max-lease-time 7200; #maksimal peminjaman IP
range 200.200.200.100 200.200.200.200; #rentan IP yang akan didistribusikan
option domain-name-servers 200.200.200.1; #DNS server kepada IP tersebut
option domain-name “sugengcido.blogspot.com”; #untuk mengarahkan domain internal
option routers 200.200.200.1; #gateway diarahkan pada ip 200.200.200.1 (eth1)
option broadcast –address 200.200.200.255; #broadcast address
default-least-time 600; #default waktu peminjaman IP
max-lease-time 7200; #maksimal peminjaman IP
6. Selanjutnya,
edit dhcp3-server untuk menentukan Ethernet mana yang akan diberi service DHCP
Server.
server:/#mcedit /etc/default/dhcp3-server
cari
baris yang berisi “INTERFACES” (berada pada baris terakhir), dan kemudian isikan
nama Ethernet yang akan kita beri service dhcp, misalnya:
INTERFACES=”eth1”
(ethernet
offboard)
atau
INTERFACES=”eth0”
7. Setelah
selesai, restart service dhcp3-server dengan cara:
8. Untuk melihat aktivitas client
Sudo tail –f /var/log/syslog
B. KONFIGURASI CLIENT
1. Pada method ubah
menjadi ----Automathic DHCP----
2. Konfigurasi Address Client
Sudo nano /etc/network/interfaces
Isi
dengan :
auto eth0
auto eth0 inet dhcp
3. Kemudian restart system networking utuk mulai menjalankan
konfigurasi
Sudo /etc/init.d/networking restart
4. Ping DHCP untuk mendapatkan IP DHCP
5. Periksa IP yang didapat dari DHCP server
ifconfig
V. HASIL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar